Trump 'Ngambek' Enggan Gelar Konferensi Pers soal Pandemi - Berita Go

Breaking

Senin, 27 April 2020

Trump 'Ngambek' Enggan Gelar Konferensi Pers soal Pandemi


Berita Go -- Presiden Donald Trump dikabarkan akan mengurangi konferensi pers untuk membahas perkembangan pandemi virus corona di Amerika Serikat. Keputusan tersebut muncul setelah Trump dan gugus tugas penanggulangan corona mengadakan konferensi pers nyaris setiap hari.

Sumber terdekat Gedung Putih mengatakan keputusan tersebut diambil setelah Trump dikabarkan kecewa di tengah kondisi politik yang tak menentu akibat pandemi corona.

Lewat akun Twitter pribadinya, Trump menulis pernyataan satir yang seakan mempertanyakan tujuan diadakannya konferensi pers perkembangan infeksi virus corona bagi media arus utama.

Indikasi Trump frustasi dengan respons media dan masyarakat terhadap konferensi pers perkembangan Covid-19 telah terlihat. Salah satunya ketika gugus tugas yang kerap melakukan pertemuan sekali di akhir pekan, knii mulai jarang melakukan pertemuan yang sebelumnya hampir dilakukan setiapa hari selama beberapa bulan terakhir.

Tak hanya itu, biasanya para ahli diberi waktu 90 menit untuk membantu memeriksa data terakhir sebelum konferensi per setiap hari. Belakangan tidak ada lagi pengarahan dan pertemuan dengan media pun berjalan lebih cepat.

Mengutip CNN, keputusan Trump itu diduga juga dilakukan setelah ia mendapat protes lantaran beberapa konferensi pers dianggap berlangsung terlalu lama hingga lebih dari dua jam.

Sejumlah ahli yang mendampingi Trump dalam konferensi pers menganggap jika pernyataan harian terebut menyimpang dan menjurus ke ranah politik, alih-alih menginformasikan dan menyelesaikan masalah.

Kendati gugus tugas akan mengurangi frekuensi pembahasan pandemi, panel diskusi kabarnya tengah dipertimbangkan untuk tetap menginformasikan perkembangan pandemi.

Trump dan Wakil Presiden Mike Pence kabarnya akan mengurangi pertemuan dengan media dengan agenda membahas perkembangan virus corona dan fokus pada agenda lain untuk menghidupkan kembali sektor perekonomian yang sempat mati suri.
Keduanya disebut akan melakukan pertemuan dengan sejumlah pendiri dan petinggi perusahaan untuk mencari cara memulihkan perekonomian.

Amerika Serikat hingga kin menjadi negara dengan kasus virus corona tertinggi di dunia yakni mencapai 980.008 dengan angka kematian mencapai 209.661 jiwa.

Sumber : CNN INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages