Jokowi Kutip Pejabat AS: Suhu Tinggi Perpendek Hidup Corona - Berita Go

Breaking

Jumat, 24 April 2020

Jokowi Kutip Pejabat AS: Suhu Tinggi Perpendek Hidup Corona


Berita Go -- Presiden Joko Widodo menyatakan suhu panas akan memperpendek masa hidup Virus Corona. Hal itu ia katakan dengan merujuk pada pernyataan pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (Homeland Security) yang bukan seorang ilmuwan.

"Tadi pagi saya mendengar pernyataan dari pejabat Departement of Homeland Security dari pemerintah AS yang menyampaikan hasil penelitian bahwa suhu udara, sinar matahari, dan tingkat kelembapan udara sangat mempengaruhi kecepatan kematian virus Covid-19 di udara dan permukaan yang tidak berpori," tuturnya, dalam pernyataan lewat channel YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (24/4).
"Semakin tinggi temperatur, semakin tinggi kelembapan, dan paparan langsung sinar matahari akan semakin memperpendek masa hidup virus Covid-19 di udara dan di permukaan yang tidak berpori," ia menambahkan.
Jokowi pun menyatakan itu sebagai kabar baik bagi Indonesia yang beriklim tropis. Namun, ia tetap mengingatkan untuk tetap menerapkan protokol pencegahan Covid-19, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan meningkatkan daya tahan tubuh.

"Berita ini sangat menggembirakan kita karena kita hidup di alam tropis yang suhunya panas, yang udaranya lembap, dan kaya sinar matahari," ucapnya, sembari sedikit tersenyum simpul.
Dikutip dari situs CNN, Bill Bryan, penjabat wakil kepala di divisi Sains dan Teknologi di Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, dalam konferensi pers di Gedung Putih, menjelaskan bahwa berdasarkan eksperimen baru Virus Corona lebih cepat mati di bawah sinar matahari.

CNN menyebut Bryan memiliki rekam jejak yang panjang dalam dunia militer, tapi tidak dalam dunia ilmu pengetahuan. Posisinya di Departemen Keamanan Dalam Negeri pun, yang berkuasa atas penelitian dan pengembangan, belum dikonfirmasi Senat.

Berdasarkan biografi di Homeland Security, sebelum bergabung dengan lembaga itu pada 2017 Bryan memegang sejumlah jabatan di Departemen Energi dan Departemen Pertahanan. Selain itu, ia berdinas selama 17 tahun di Angkatan Darat dan 3 tahun di Garda Nasional Virginia.
Pada 2015 - 2017, Bryan adalah Presiden ValueBridge International's Energy Group yang bergerak dalam bidang energi berkelanjutan.

The New York Times melaporkan pada tahun 2018 bahwa para pejabat pemerintah Amerika dan Ukraina menduga Bryan dikooptasi oleh perusahaan Ukraina ketika ia memimpin sebuah tim yang dikirim oleh pemerintah AS untuk membantu pasokan energi bagi Kiev. Namun, hal ini sudah dibantah Bryan.

Meski berlatar non-ilmuwan, pernyataan Bryan soal pengaruh suhu terhadap Corona ini dipercaya oleh Presiden AS Donald Trump, yang juga sempat menyebut Chloroquine sebagai obat Corona. Ia kemudian menyarankan warganya untuk berjemur sebagai obat penyakit itu.

Koordinator Gugus Tugas Covid-19 AS Deborah Birx menyangkal pernyataan Trump itu dan menyebut saran tersebut "bukan sebagai obat".

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di situsnya, pun menyatakan "berjemur di bawah matahari atau dengan suhu di atas 25 derajat Celcius tak mencegah Covid-19".

"Anda bisa tertular Covid-19, tak peduli seberapa panas matahari atau suhunya. Negara-negara dengan suhu panas melaporkan kasus Covid-19," WHO menambahkan.

Diketahui, Indonesia, yang merupakan negara dengan iklim tropis dan sudah memasuki musim panas, masih tetap mengalami jumlah peningkatan kasus positif Corona. Per Jumat (24/4), angkanya mencapai 8.211 pasien, 689 orang di antaranya meninggal dunia dan 1.002 orang dinyatakan sembuh.
Sumber : CNN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages